4++ Rumah Adab Lampung – Gambar & Klarifikasi Lengkap


Rumah Adat Lampung – Lampung adalah pintu gerbang ke Sumtera dari Pulau Jawa, karena provinsi ini berada di paling selatan Pulau Sumatera. Lampung mempunyai 2 kota besar, yakni Bandar Lampung dan Metro, serta 13 kabupaten.





Kondisi geografis di wilayah Lampung sangat beraneka ragam, mencakup daerah pesisir yang berbukit di sebelah barat dan selatan, dataran rendah di bab tengah, dan kawasan ajaran sungai.





Kondisi geografis tersebut kuat pada pembangunan rumah adatnya. Selain itu, populasi masyarakat Lampung yang cukup heterogen tentu juga memperlihatkan pengaruh kepada bentuk arsitekturnya.





Lampung dihuni oleh mayoritas etnis asli dari Lampung, serta etnis pendatang dari Suku Jawa dan Sunda. Banyaknya Suku Jawa yang menetap dan berkeluarga di provinsi ini juga sedikit banyak mempengaruhi tradisi masyarakat Lampung.






Jenis Rumah Adat Lampung





Lampung memiliki berbagai macam rumah tradisional yang bisa kita dapatkan di banyak sekali wilayah berlainan di provinsi ini. Jenis rumah budbahasa tersebut terbagi berdasarkan etnis yang mendiami rumah tersebut dan fungsinya pun berlainan-beda.





Secara umum, rumah akhlak Lampung terbagi menjadi 4 jenis, ialah rumah Nowou Sesat, Nuwou Balak, Lamban Balak, dan Lamban Pesagi.





1. Rumah Adat Nowou Sesat





Rumah jenis ini juga sering disebut sebagai Sesat Balai Agung. Nowou Sesat dalam bahasa Indonesia mampu diartikan sebagai balai untuk untuk melakukan aneka macam acara, khususnya yang tepat dengan adab setempat.





Rumah Adat Nowou Sesat




Masyarakat Lampung mempunyai kitab antik berjulukan Kitab Kuntara Raja Niti. Di dalamnya berisi prinsip dan aturan yang harus ditaati penduduk Lampung dan keturunannya dalam menjalani kehidupan. Termasuk dalam pembangunan rumah adatnya.





Pada dasarnya Nowou Sesat adalah rumah panggung yang terbagi menjadi beberapa ruangan yang memiliki fungsi masing-masing, yakni:





a. Ijan Geladak





Ijan Geladak yaitu akses utama menuju rumah berbentuktangga yang dinamakan Rurung Agung. Ijan Geladak juga dijadikan kawasan berjaga saat ada aktivitas atau upacara budpekerti tertentu.





Selain itu, Ijan Geladak juga digunakan untuk menyambut tamu penting. Menurut etika Lampung, tamu kehormatan akan disambut dengan tarian di Ijan Geladak.





b. Anjungan





Anjungan yaitu area serambi yang terletak di depan rumah setelah melewati Ijan Geladak. Area Anjungan juga digunakan untuk menyambut tamu kehormatan. Area ini juga dijadikan daerah untuk bermusyawarah atau beristirahat bagi para petinggi adab.





c. Ruang Pasiban





Pasiban yaitu ruangan utama dari keseluruhan Nowou Sesat. Musyawarah untuk bahasan tertentu dilaksanakan di ruangan ini, contohnya membahas penyusunan rencana program budpekerti yang dilangsungkan secara berkala atau menyelesaikan sebuah masalah yang muncul tengah penduduk .





Ruang Pasiban dianggap terhormat dan sakral oleh masyarakat Lampung. Tidak sembarang orang mampu memasukinya, hanya para petinggi akhlak dan tokoh kehormatan yang boleh masuk dan melaksanakan acara etika di dalamnya.





d. Ruang Tetabuhan





Lampung memiliki kesenian musik berbentukGamelan Lampung. Ruang Tetabuhan ini digunakan untuk menyimpan berbagai alat musik yang berbentuktetabuhan dan gamelan khas Lampung. Biasanya Gamelan Lampung ditampilkan saat upacara etika berjalan.





Uniknya, Gamelan Lampung terinspirasi dari budaya di Kesultanan Banten yang memang cukup bersahabat lokasinya dengan Lampung. Oleh alasannya adalah itu, terdapat pula kesamaan dengan Gamelan Jawa.





e. Ruang Gajah Merem





Gajah yakni binatang ikonik yang hidup di hutan-hutan Lampung dan akrab keterkaitannya dengan masyarakat sekitar. Sosok gajah diasosiasikan selaku sosok pemimpin. Sesuai dengan nama ruangan ini, Gajah Merem, digunakan para pemimpin akhlak untuk tidur.





Saat ada rapat akhlak yang disebut dengan Pepung, acap kali rapat ini bisa berlangsung selama berhari-hari. Karena itu, para petinggi akhlak mesti tinggal sementara dan tidur di Nowou Sesat. Pada dasarnya, Nowou Sesat bukanlah rumah tinggal penduduk. Tetapi adalah bangunan yang dipakai saat petinggi budbahasa melaksanakan musyawarah.





2. Rumah Adat Nuwou Balak





Rumah tradisional Lampung yang kedua yaitu bangunan yang menganut adab Pepadun. Sama seperti pada kebanyakan rumah budpekerti asal Sumatera yang lain, Nuwou Balak berstruktur rumah panggung.





Rumah Adat Nuwou Balak




Bahan utama pengerjaan rumah ini adalah kayu yang digunakan untuk lantai dan dinding. Pada biasanya, Nuwou Balak dibangun dengan ukuran sekitar 30 x 15 meter.





Nuwou Balak sering juga disebut dengan nama Balai Keratun. Rumah ini hanya dihuni oleh para petinggi atau kepala adat. Nuwou Balak terbagi menjadi beberapa area, yakni:





  • Lawang Kuri, merupakan pintu gerbang atau gapura rumah.
  • Ijan Geladak, berbentuktangga menuju rumah yang dilengkapi dengan atap.
  • Anjungan atau teras kecil yang difungsikan selaku daerah konferensi budpekerti atau mendapatkan tamu.
  • Pasiban yaitu ruang utama rumah yang fungsinya adalah untuk musyawarah tentang hal-hal yang berkaitan dengan etika.
  • Lapang Agung, area khusus untuk kawasan berkumpulnya kaum hawa.
  • Kebik Temen atau disebut juga Kebik Kerumpu. Ini adalah kamar daerah tidur anak tertua yang disebut selaku anak penyimbang bumi.
  • Kebik Rangek adalah kamar tidur anak kedua yang disebut sebagai anak penyimbang ratu.
  • Kebik Tengah adalah kamar tidur untuk anak ketiga yang disebut sebagai anak penyimbang batin.




Satu hal yang unik dari Nuwou Balak adalah adanya tempat mencuci kaki dan menyimpan alas kaki di Ijan Geladak. Ini dimaksudkan biar rumah tidak terkena abu dan kotoran dari bantalan kaki. Tempat untuk mencuci kami ini dinamakan Garang Hadap.





3. Rumah Adat Lamban Balak





Jenis rumah adat yang ketiga ini berasal dari etnis Saibatin. Gaya arsitekturnya mirip Nuwou Balak, ialah berbentukrumah panggung. Material utama untuk membangun Lamban Balak juga yang dibuat dari kayu.





Rumah Adat Lamban Balak




Namun Lamban Balak memiliki bab-bab rumah yang lebih banyak dibanding kedua rumah budpekerti sebelumnya, adalah:





  • Jan, ialah saluran utama menuju rumah yang berbentuktangga, dimana bab atasnya terlindung oleh atap.
  • Lepau atau disebut juga Bekhanda, yaitu ruangan terbuka di bab depan rumah. Seperti teras atau serambi pada rumah modern.
  • Lapang Luakh, ialah ruangan tertutup yang dipakai untuk musyawarah budbahasa yang disebut dengan Himpun. Pada rumah terbaru, ruangan ini mirip ruang tamu.
  • Lapang Lom, area ini yakni ruang tengah yang dipakai sebagai daerah berkumpul keluarga. Namun Laoang Lom juga mampu difungsikan selaku tempat musyawarah.
  • Bilik Kebik yaitu kamar tidur utama.
  • Tebelayakh yakni kamar tidur kedua yang lebih kecil.
  • Sekhudu adalah ruangan yang dipakai khusus untuk para perempuan.
  • Panggakh yaitu tangga di dalam rumah yang juga dipakai untuk meletakkan benda-benda etika. Misalnya benda pusaka, barang pecah belah, dan senjata khas tradisional.
  • Dapokh adalah area dapur yang terletak di bab belakang rumah. Selain digunakan untuk kegian masak-memasak, Dapokh juga ialah daerah penyimpanan bahan makanan.
  • Gakhang ialah area khusus untuk mencuci aneka macam peralatan dapur.
  • Bah Lamban yakni bab kolong rumah yang dipakai untuk menyimpan berbagai hasil panen.




4. Rumah Adat Lamban Pesagi





Jenis rumah tradisional dari Lampung yang terakhir berasal dari tempat Lampung Barat. Struktur rumahnya berupa rumah panggung. Ciri khas Lamban Pesagi yaitu tiang-tiang penyangganya yang berukuran besar.





Rumah Adat Lamban Pesagi




Ciri lain yang membedakan Lamban Pesagi dari ketiga rumah sebelumnya yakni lumbung padi yang terpisah dan dibangun erat rumah utama. Sementara itu, bab kolong rumah dibiarkan kosong dan tidak difungsikan untuk kegiatan atau ruangan apapun.


Comments